Sabtu, 28 November 2020

Dicabutnya ilmu dan diangkatnya para pemimpin yang jahil.

Dicabutnya ilmu dan diangkatnya para pemimpin yang jahil.

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda :

عن عبدالله بن عمرو بن العاص - رضي الله عنهما - قال: قال رسول الله - صلى الله عليه وسلم -: ((إن الله لا يقبض العلم انتزاعًا ينتزعه من العباد، ولكن يقبض العلم بقبض العلماء حتى إذا لم يُبْقِ عالمًا اتَّخذ الناس رؤوسًا جهالاً، فسُئِلوا فأفتوا بغير علم؛ فضلوا وأضلوا))؛ متفق عليه.


Dari Abdullahu bin Amr bin al Ash radhiyallahu anhuma, beliau berkata : Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda :


"Sesungguhnya Allah tidak mencabut ilmu dari dada dada hamba-hamba-Nya akan tetapi Allah Subhanahu Wa Ta'ala mencabut ilmu dengan mewafatkan para ulama,  sehingga tidak ada seorang Alim pun yang tersisa, maka manusia pun menjadikan pemimpin-pemimpin mereka dari kalangan orang-orang jahil lalu mereka Bertanya kepada pemimpin-pemimpin mereka itu, lalu merekapun berfatwa tanpa ilmu maka mereka sesat dan menyesatkan".

Muttafaq 'alaih


Terdapat beberapa faidah dalam hadits yang mulia ini diantaranya : 


1. Allah tidak mencabut ilmu dari dada-dada manusia, akan tetapi Allah subhanahu wata'ala mencabut ilmu dengan mewafatkan para ulama, dan kematian para ulama adalah musibah bagi umat islam,.


Meninggalnya seorang alim bukanlah hanya sekedar kehilangan jasadnya saja, akan tetapi telah hilang sebagian besar dari warisan Nabi shallallahu alaihi wasallam, Sebagian besar dari apa yang telah ditegakkan oleh sang alim tersebut.


Demi Allah, sungguh meninggalnya seorang alim yang bermanfaat tidaklah dapat tergantikan dengan harta benda, perhiasan, emas dan perak. Bahkan kehilangannya adalah musibah bagi islam dan kaum muslimin, tidaklah sebagai penggantinya kecuali siapa yang di mudahkan Allah dari sisa para Ulama, yang menegakkan seperti apa yang telah di tegakkkan oleh orang alim tersebut berupa jihad dan menolong kebenaran.


Diwafatkannya para Ulama, walaupun ditengah-ditengah umat banyak kitab-kitab, al-Qur'an, sunnah ditengah mereka. Karena para ulama lah yang menjelaskan kepada umat dan menerangkan makna-makna al-Qur'an dan sunnah tersebut, maka kematian mereka adalah musibah terbesar kepada umat islam.


2. Betapa pentingnya keberadaan para ulama di tengah umat manusia, mereka adalah penerus perjuangan para Nabi dan mereka pewaris para nabi. keberadaan mereka di tengah umat bagaikan cahaya yang menerangi kegelapan. kegelapan Kesyirikan, kedholiman maksiat dan kejahilan.


Keutamaan Ahli ilmu


Allah subhanahu wata'ala berfirman : 


{قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ}


Katakanlah, 'Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?” (Az-Zumar: 9)


Dan juga firman-Nya : 


{يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ}


niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Al-Mujadilah: 11)


Dan juga fian-Nya :


﴿ شَهِدَ اللَّهُ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ وَالْمَلَائِكَةُ وَأُولُو الْعِلْمِ قَائِمًا بِالْقِسْطِ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ ﴾ [آل عمران: 18] 


Allah menyatakan bahwa tidak ada Tuhan melainkan Dia, Yang menegakkan keadilan. Para malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). Tidak ada Tuhan melainkan Dia, Yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.( QS. ali Imran : 18 )



Di dalam ayat ini Allah subhanahu wata'ala menyertakan persaksian para Ulama setelah persaksian-Nya dan para malaikat. maka cukuplah hal ini sebagai bukti kemuliaan bagi para ulama keutamaan dan kedudukan mereka disis-Nya.


Dan ayat-ayat yang lain.


Di sunnah  Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam  menyampaikan  keutamaan para ulama  di antaranya hadits yang diriwayatkan oleh  Al Imam Abu Dawud dan at Tirmidzi  dari Hadits Abu Darda radhiyallahu anhu


سمعت رسول الله - صلى الله عليه و سلم - يقول: «من سلك طريقاً يطلب فيه علماً سلك الله به طريقاً من طرق الجنة، والملائكة تضع أجنحتها رضاً لطالب العلم، وإنَّ العالم يستغفر له من في السماوات ومن في الأرض، والحيتان في الماء، وفضل العالم على العابد كفضل القمر ليلة البدر على سائر الكواكب، إنَّ العلماء ورثة الأنبياء، إنَّ الأنبياء لم يورثوا ديناراً ولا درهماً، وأورثوا العلم فمن أخذه أخذ بحظ وافر»


Aku telah mendengar Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam telah bersabda :


Barangsiapa menempuh perjalanan dalam rangka menuntut ilmu maka Allah Subhanahu Wa Ta'ala akan memudahkan baginya jalan menuju surga dan sesungguhnya  para malaikat benar-benar meletakkan sayapnya kepada penuntut ilmu sebagai bentuk keridhaan pada apa yang dia lakukan, dan sesungguhnya seorang alim itu benar-benar dimintakan ampun untuknya oleh penduduk langit dan bumi sampai ikan yang berada di dasar laut, dan keutamaan Ahlul Ilmi di atas ahli ibadah seperti keutamaan bulan purnama di atas bintang-bintang, dan sesungguhnya para ulama adalah pewaris para nabi dan sesungguhnya para nabi tidaklah mewariskan dinar dan Dirham akan tetapi mereka mewariskan ilmu barangsiapa yang mengambil ilmu tersebut sungguh dia telah mengambil bagian yang banyak.


Ibnu Abbas radhiyallahu anhuma berkata : 


العلماء فوق المؤمنين مئة درجة مابين درجتين مئة عام


Para ulama itu berada diatas   kaum mukminin 100 derajad, dan jarak antara satu derajad dengan derajad lainnya seratus tahun.


4. Dorongan agar kita belajar menuntut ilmu agama, mengambil ilmu dari lisan-lisan para ulama sebelum mereka meninggal. 


Kita belajar dihadapan para ulama hadir di majelis-majelis mereka, tidaklah cukup bagi kita untuk belajar dengan buku-buku atau media elektronic. ini hanyalah sarana pembantu.


Para ulama menyebutkan barangsiapa yang syekhhnya adalah kitab maka salahnya lebih banyak daripada benarnya.


Maka ini peringatan bagi kita, belajar sama kitab saja lebih banyak salahnya daripada benarnya ! apalagi belajar dari media elektronik HP, televisi dan semisalnya.


Bukan berarti kita tidak bisa belajar melalui sarana sarana tersebut akan tetapi yang lebih afdhol adalah belajar di hadapan para ulama menghadiri majelis-majelis mereka.


Terdapat keutamaan majelis ilmu Alquran dan Sunnah.


Bahayanya kejahilan kebodohan terhadap agama yang mana itu dapat menyesatkan umat manusia.


Hilangnya ilmu sebab terjatuhnya manusia kedalam kesyirikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar