Rabu, 10 Mei 2017

Sifat penduduk surga firdaus


💎Rasulullah _shallallahu alaihi wasallam_ pernah bersabda dalam sebuah hadits yg shahih tentang surga firdaus ini :

"إِذَا سَأَلْتُمُ اللَّهَ الْجَنَّةَ فَاسْأَلُوهُ الْفِرْدَوْسَ، فَإِنَّهُ أَعْلَى الْجَنَّةِ وَأَوْسَطُ الْجَنَّةِ، وَمِنْهُ تَفَجَّرُ أَنْهَارُ الْجَنَّةِ، وَفَوْقَهُ عَرْشُ الرَّحْمَنِ"

"Apabila kalian meminta surga kepada Allah, maka mintalah kepada-Nya surga Firdaus, karena sesungguhnya Firdaus itu adalah surga yang tertinggi dan paling pertengahan, darinya bersumberkan semua sungai surga, dan di atasnya terdapat 'Arasy (singgasana) Rabb Yang Maha Pemurah"

Dan Allah _ta'ala_ telah sebutkan sifat-sifat penduduknya, dalam al-Qur'an surat al Mu'minun : 1-11.

قَدْ أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُونَ [١] الَّذِينَ هُمْ فِي صَلَاتِهِمْ خَاشِعُونَ [ ٢ ] وَالَّذِينَ هُمْ عَنِ اللَّغْوِ مُعْرِضُونَ [ ٣ ] وَالَّذِينَ هُمْ لِلزَّكَاةِ فَاعِلُونَ [ ٤ ] وَالَّذِينَ هُمْ لِفُرُوجِهِمْ حَافِظُونَ [ ٥ ] إِلَّا عَلَى أَزْوَاجِهِمْ أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُهُمْ فَإِنَّهُمْ غَيْرُ مَلُومِينَ [ ٦ ] فَمَنِ ابْتَغَى وَرَاءَ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الْعَادُونَ [ ٧ ] وَالَّذِينَ هُمْ لِأَمَانَاتِهِمْ وَعَهْدِهِمْ رَاعُونَ [ ٨ ] وَالَّذِينَ هُمْ عَلَى صَلَوَاتِهِمْ يُحَافِظُونَ [ ٩ ] أُولَئِكَ هُمُ الْوَارِثُونَ [ ١٠ ] الَّذِينَ يَرِثُونَ الْفِرْدَوْسَ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ [ ١١ ]

_"Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyuk dalam shalatnya, dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna, dan orang-orang yang menunaikan zakat, dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, kecuali terhadap istri-istri mereka atau budak yang mereka miliki; maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela. Barang siapa yang mencari di balik itu, maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas. Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya, dan orang-orang yang memelihara salatnya. Mereka itulah orang-orang yang akan mewarisi, (yakni) yang akan mewarisi surga Firdaus. Mereka kekal di dalamnya."_( QS. Al-Mu'minun : 1-11 )

✅ Adapun makna firman Allah _subhanahu wata'ala._ :
{قَدْ أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُونَ}

_"Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman."_ ( QS. Al Mu’minun: 1)

Yakni sungguh telah beruntung, berbahagia, dan akan memperoleh keberhasilan mereka yang beriman lagi mempunyai ciri khas seperti berikut, yaitu:

{الَّذِينَ هُمْ فِي صَلاتِهِمْ خَاشِعُونَ}

_"(yaitu) orang-orang yang khusyuk dalam salatnya."_ ( QS. Al Mu’minun: 2)

Ali ibnu Abu Talhah telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas terkait dengan makna firman-Nya, "Khasyi'un," bahwa mereka adalah : *orang-orang yang takut kepada Allah lagi tenang.*

Telah diriwayatkan dari Ali ibnu Abu Thalib _radhiayallahu anhu_ bahwa khusyuk artinya :  *ketenangan hati.*

Al Imam Al-Hasan Al-Basri _rahimahullahu_ mengatakan, *ketenangan hati mereka membuat mereka merundukkan pandangan matanya dan merendahkan dirinya.*

✳ Khusyuk dalam shalat itu tiada lain hanya dapat dilakukan oleh orang yang memusatkan hati kepada shalatnya, menyibukkan dirinya dengan shalat, dan melupakan hal yang lainnya serta lebih baik mementingkan shalat daripada hal lainnya.

Dalam keadaan seperti ini barulah seseorang dapat merasakan ketenangan dan kenikmatan dalam shalatnya, seperti yang dikatakan oleh Nabi _shallallahu alaihi wasallam._
dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Imam Nasai dari sahabat Anas dari Nabi _shallallahu alaihiwasallam_ bersabda:

"حُبِّبَ إليَّ الطِّيب وَالنِّسَاءُ، وَجُعِلَتْ قُرَّةُ عَيْنِي فِي الصَّلَاةِ"

"Aku dijadikan senang kepada wewangian, wanita, dan dijadikan kesenangan hatiku bila dalam salat."

✅ Adapun makna firman Allah _subhanahu wata'ala_ :

{وَالَّذِينَ هُمْ عَنِ اللَّغْوِ مُعْرِضُونَ}

_"dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna."_ ( QS. Al Mu’minun: 3)

Maksudnya Yaitu dari hal-hal yang batil yang pengertiannya mencakup pula hal-hal yang musyrik, seperti yang dikatakan oleh sebagian ulama.
Juga hal-hal maksiat seperti yang dikatakan oleh sebagian lainnya.

Mencakup pula semua perkataan dan perbuatan yang tidak berguna, seperti yang disebutkan oleh firman-Nya:
{وَإِذَا مَرُّوا بِاللَّغْوِ مَرُّوا كِرَامًا}

_"dan apabila mereka bersua dengan (orang-orang) yang mengerja­kan perbuatan-perbuatan yang tidak berguna, mereka lalui (saja) dengan menjaga kehormatan dirinya."_ (Al-Furqan: 72)

Qatadah mengatakan, "Demi Allah, mereka telah diberi kekuatan oleh Allah yang membuat mereka dapat melakukan hal tersebut."

✅ adapun makna firman Allah _subhanahu wata'ala_ :

{وَالَّذِينَ هُمْ لِلزَّكَاةِ فَاعِلُونَ}

_"dan orang-orang yang menunaikan zakat."_ ( QS. Al Mu’minun: 4)

Menurut kebanyakan ulama, makna yang dimaksud dengan zakat dalam ayat ini ialah *zakat harta benda.*

Juga diartikan bahwa makna yang dimaksud dengan zakat dalam ayat ini adalah : *zakatun nafs (membersihkan diri) dari kemusyrikan dan ke­kotoran.*

hal ini sama pengertiannya dengan apa yang terdapat dalam firman-Nya:

{قَدْ أَفْلَحَ مَنْ زَكَّاهَا. وَقَدْ خَابَ مَنْ دَسَّاهَا}

_"sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya"._ (Asy-Syams: 9-10)

✅ adapun makna firman Allah _subhanahu wata'ala_:

{وَالَّذِينَ هُمْ لِفُرُوجِهِمْ حَافِظُونَ. إِلا عَلَى أَزْوَاجِهِمْ أوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُهُمْ فَإِنَّهُمْ غَيْرُ مَلُومِينَ * فَمَنِ ابْتَغَى وَرَاءَ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الْعَادُونَ}

_"dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, kecuali terhadap istri-istri mereka atau budak yang mereka miliki; maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela. Barang siapa mencari yang di balik itu, maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas"._(Al Mu’minun: 5-7)

Artinya, orang-orang yang memelihara kemaluan mereka dari perbuatan yang diharamkan. Karena itu mereka tidak terjerumus ke dalam perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh Allah, seperti zina dan liwath.
Dan mereka tidak mendekati selain dari istri-istri mereka yang dihalalkan oleh Allah bagi mereka, atau budak-budak perempuan yang mereka miliki dari tawanan perangnya. Barang siapa yang melakukan hal-hal yang dihalalkan oleh Allah, maka tiada tercela dan tiada dosa baginya. Sebagaimana dalam firman-Nya :

{فَإِنَّهُمْ غَيْرُ مَلُومِينَ فَمَنِ ابْتَغَى وَرَاءَ ذَلِكَ}

_"maka sesungguhnya mereka tidak tercela dalam hal ini. Barang siapa mencari yang di balik itu"._ (Al Mu’minun: 6-7)

Namun apabila selain istri dan budak perempuannya, maka Allah berfirman :

{فَأُولَئِكَ هُمُ الْعَادُونَ}

_"maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas"._ (Al Mu’minun: 7)

✅ adapun makna firman Allah _subhanahu wata'ala._:

{وَالَّذِينَ هُمْ لأمَانَاتِهِمْ وَعَهْدِهِمْ رَاعُونَ}
_"Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikul­nya) dan janjinya"._ (Al Mu’minun: 8)

Yakni apabila mereka dipercaya, tidak berkhianat; bahkan menunaikan amanat itu kepada pemiliknya. Apabila mereka berjanji atau mengadakan transaksi, maka mereka menunaikannya dengan benar, tidak seperti sikap orang-orang munafik yang dikatakan oleh Rasulullah _shallallahu alaihi wasallam_ dalam sabdanya:

"آيَةُ الْمُنَافِقِ ثَلَاثٌ: إِذَا حَدَّث كَذَبَ، وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ، وإذا اؤتمن خَانَ".

Tanda orang munafik ada tiga, yaitu: Apabila berbicara, dusta; apabila berjanji, ingkar; dan apabila dipercaya, khianat.

✅ adapun makna firman Allah _subhanahu wata'ala._ :

{وَالَّذِينَ هُمْ عَلَى صَلَوَاتِهِمْ يُحَافِظُونَ}

_"dan orang-orang yang memelihara salatnya"._ (Al Mu’minun: 9)

Maksudnya, mengerjakannya secara rutin tepat pada waktunya masing-masing.

Sahabat Ibnu Mas'ud radhiayallahu anhu ketika ia bertanya kepada Rasulullah _shallallahu alaihi wasallam_ .:

سَأَلْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، أَيُّ الْعَمَلِ أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ؟ قَالَ: "الصَّلَاةُ عَلَى وَقْتِهَا". قُلْتُ: ثُمَّ أَيٌّ؟ قَالَ: "بِرُّ الْوَالِدَيْنِ". قُلْتُ: ثُمَّ أَيٌّ؟ قَالَ: "الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ".

Aku pernah bertanya; "Wahai Rasulullah amal apakah yang paling disukai oleh Allah?"
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. menjawab, "Mengerjakan shalat di dalam waktunya." Saya bertanya lagi, "Kemudian apa lagi?” Beliau menjawab, "Berbakti kepada kedua orang tua." Saya bertanya lagi, "Kemudian apa lagi?” Beliau menjawab, "Berjihad pada jalan Allah.”

Shahabat yang mulia Ibnu Mas'ud dan Masruq telah berkata terkait dengan makna firman Allah _subhanahu wata'ala_:
_"dan orang-orang yang memelihara salatnya"._ (Al Mu’minun: 9)
*Yaitu memelihara waktu-waktu salat.*

didalam ayat yang mulia ini Allah _subhanahu wata'ala._ membuka penyebutan sifat-sifat yang terpuji itu dengan menyebutkan *shalat*, kemudian diakhiri pula dengan penyebutan *shalat.* Hal ini menunjukkan akan keutamaan shalat.

Setelah Allah menyifati orang-orang mukmin, bahwa mereka memiliki sifat-sifat yang terpuji dan melakukan perbuatan-perbuatan yang terbaik, kemudian Allah _subhanahu wata'ala._ berfirman:

{أُولَئِكَ هُمُ الْوَارِثُونَ الَّذِينَ يَرِثُونَ الْفِرْدَوْسَ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ}

_"Mereka itulah orang-orang yang akan mewarisi, (yakni) yang akan mewarisi surga Firdaus. Mereka kekal di dalamnya"._ (Al Mu’minun: 10-11)

*Itulah surga yang akan Kami wariskan kepada hamba-hamba Kami yang selalu bertakwa.* (Maryam: 63)

Allah subhanahu wata'ala. yang mengatakan:

{وَتِلْكَ الْجَنَّةُ الَّتِي أُورِثْتُمُوهَا بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ}

_"Dan itulah surga yang diwariskan kepada kalian disebabkan amal-amal yang dahulu kalian kerjakan"._ (Az-Zukhruf: 72)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar