Sabtu, 01 Oktober 2016

Agama islam telah sempurna


Agama telah sempurna 💡

Allah Jalla Dzikruhu telah menerangkan dalam firman-Nya,

“Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kalian agama kalian, dan telah Ku-cukupkan kepada kalian nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagi kalian.” (QS. Al-Ma`idah : 3)

Dan Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

“Dan Kami turunkan kepadamu Al-Kitab (Al-Qur`an) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri.” (QS. An-Nahl : 89)

Segala sesuatu telah dijelaskan, bahkan perkara-perkara yang nampaknya sepele sekalipun telah diterangkan dalam agama ini sehingga membuat orang-orang musyrikin dan ahlul kitab iri hati dan dengki kepada umat Islam. Salman Al-Farisy radhiyallahu ‘anhu berkata,

قَالَ لَنَا الْمُشْرِكُوْنَ هَلْ عَلَّمَكُمْ نَبِيُّكُمْ كُلَّ شَيْئٍ حَتَّى الْخِرَاءَةَ, قَالَ أَجَلْ لَقَدْ نَهَانَا أَنْ نَسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةَ بِغَائِطٍ أَوْ بَوْلٍ أَوْ نَسْتَنْجِيَ بِالْيَمِيْنِ أَوْ أَنْ نَسْتَنْجِيَ بِأَقَلِّ مِنْ ثَلاَثَةِ أَحْجَارٍ أَوْ أَنْ نَسْتَنْجِيَ بِرَجِيْعٍ أَوْ بِعَظْمٍ.

“Kaum musyrikin berkata kepada kami, “Apakah Nabi kalian mengajarkan kepada kalian segala sesuatu sampai (masalah) tata cara buang air?” Maka (Salman) menjawab, “Benar, sungguh beliau telah melarang kami menghadap ke kiblat ketika buang air besar atau ketika buang air kecil, (melarang) kami beristinja` dengan tangan kanan, (melarang) kami beristinja` kurang dari tiga batu atau kami beristinja` dengan kotoran atau tulang.”

Dan Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa ‘ala alihi wa sallam bersabda,

مَثْلِيْ وَمَثَلُ الْأَنْبِيَاءِ مِنْ قَبْلِيْ كَمَثَلِ رَجُلٍ بَنَى بُنْيَانًا فَأَحْسَنَهُ وَأَجْمَلَهُ إِلَّا مَوْضِعَ لَبِنَةٍ مِنْ زَاوِيَةٍ فَجَعَلَ النَّاسُ يَطُوْفُوْنَ بِهِ وَيُعْجِبُوْنَ لَهُ وَيَقُوْلُوْنَ هَلَّا وَضَعْتَ هَذِهِ اللَّبِنَةَ قَالَ فَأَنَا اللَّبِنَةُ وَأَنَا خَاتَمُ النَّبِيِّيْنَ

“Perumpamaan aku dan para nabi adalah bagaikan seorang lelaki yang membangun sebuah bangunan, lalu ia memperbagus dan memperindahnya kecuali sebuah batu di sebuah sudutnya. Kemudian manusia mengelilinginya dan kagum terhadapnya dan mereka berkata, “Tidakkah engkau meletakkan sebuah batu ini.” Maka saya adalah batu tersebut dan saya adalah penutup para nabi.”

Berkata Al-Hafizh Ibnu Hajar (w. 852 H) rahimahullah, “Dalam hadits (di atas)

💡menunjukkan bolehnya membuat perumpamaan untuk mendekatkan pemahaman.

💡dan menunjukkan keutamaan Nabi shollallahu ‘alaihi wa ‘ala alihi wa sallam di atas seluruh nabi

💡dan menunjukkan bahwa Allah telah menjadikan beliau sebagai penutup para rasul dan menyempurnakan seluruh syari’at agama.

Syariat telah sempurna, sangat terlalu banyak amal ibadah kebaikan yang datang dari Allah & Rasul-Nya yg belum kita laksanakan.

Sekarang, haruskah kita melakukan amalan-amalan yg diada-adakan !!!?



Tidak ada komentar:

Posting Komentar