Kamis, 04 Oktober 2018

SEBAB TERSESAT DI DUNIA DAN AKHERAT


SEBAB TERSESAT DI DUNIA DAN AKHERAT, MEMPERTURUTKAN DAN MEMPERTUHANKAN
HAWA NAFSU.

عن أبي محمدٍ عبدالله بن عمرو بن العاص رضي الله عنهما قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: ((لا يؤمن أحدكم حتى يكون هواه تبعًا لما جئت به))؛ حديثٌ صحيح، رويناه في (كتاب الـحجة) بإسنادٍ صحيحٍ.

Dari Abu Muhammad Abdullah bin Amr bin al Ash radhiallahu anhuma beliau berkata : Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda : Tidak sempurna keimanan seorang diantara kalian sampai hawa nafsunya mengikuti apa yang dengannya aku di utus.

حديثٌ صحيح، رويناه في (كتاب الـحجة) بإسنادٍ صحيحٍ.

Asy Sekh Sholeh Alu Syekh berkata dalam penjelasan beliau pada hadits ini, dalam kitab arba'in :

Hadits ini, hadits yang masyhur; yang demikian itu karena terdapat juga dalam kitab tauhid, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda :

(لا يؤمن أحدكم حتى يكون هواه تبعًا لما جئت به)

Hadits ini hadits yang hasan, sebagaimana di hasankan disini oleh al Imam an Nawawi, bahkan beliau berkata : hadits hasan shahih.

Dan sebab kehasanannya adalah, bahwa hadits ini terkandung dalam makna ayat, yaitu firman Allah Jalla wa Ala :

فَلا وَرَبِّكَ لَا يُؤْمِنُونَ حَتَّى يُحَكِّمُوكَ فِيما شَجَرَ بَيْنَهُمْ ثُمَّ لَا يَجِدُوا فِي أَنْفُسِهِمْ حَرَجاً مِمَّا قَضَيْتَ وَيُسَلِّمُوا تَسْلِيماً (65)

Penghasanan satu hadits, karena datang maknanya dalam ayat adalah, madzhab dari orang-orang terdahulu dari kalangan ahlul ilmi semisal Ibnu Jarir at Thabari, dan sejumlah para imam dan ahlul hadits.

Asy syekh ibnu al Utsaimin dalam penjelasan beliau berkata : di shahihkan an Nawawi dan selainnya, dan di lemahkan oleh sekelompok dari kalangan ahlul ilmi, di antara mereka ibnu Rajab dalam kitab beliau " Jâmi'ul ulûl wal hikâm " , akan tetapi maknanya shahih.

Berkata Syekh alalbani rahimahullahu ta'ala : sanadnya lemah, no 167 dalam al misykah.

Dan dilemahkan juga, oleh Syekh Abdullah as Sa'd.
Demikian juga syekh Shaleh al 'Ushaimi, dalam " Ishlâhil arba'in

Allah Jalla wa 'ala berfirman :

فَلا وَرَبِّكَ لَا يُؤْمِنُونَ حَتَّى يُحَكِّمُوكَ فِيما شَجَرَ بَيْنَهُمْ ثُمَّ لَا يَجِدُوا فِي أَنْفُسِهِمْ حَرَجاً مِمَّا قَضَيْتَ وَيُسَلِّمُوا تَسْلِيماً (65)

Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakikatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan. (An-Nisa: 65)

Allah subhanahu wata'ala bersumpah dengan menyebut diri-Nya Yang Mahamulia lagi Mahasuci, bahwa tidaklah beriman seseorang sebelum ia menjadikan Rasul shallallahu alaihi wasallam sebagai hakimnya dalam semua urusannya. Semua yang diputuskan oleh Rasul shallallahu alaihi wasallam adalah perkara yang hak dan wajib diikuti lahir dan batin. Karena itulah dalam firman selanjutnya disebutkan:

{ثُمَّ لَا يَجِدُوا فِي أَنْفُسِهِمْ حَرَجًا مِمَّا قَضَيْتَ وَيُسَلِّمُوا تَسْلِيمًا}

kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya. (An-Nisa: 65)

Tunduk kepadanya secara lahir batin serta menerimanya dengan sepenuhnya, tanpa ada rasa yang mengganjal, tanpa ada penolakan, dan tanpa ada sedikit pun rasa menentangnya.

Allah Jalla wa Ala berfirman :

فَإِنْ لَمْ يَسْتَجِيبُوا لَكَ فَاعْلَمْ أَنَّمَا يَتَّبِعُونَ أَهْوَاءَهُمْ وَمَنْ أَضَلُّ مِمَّنَ اتَّبَعَ هَوَاهُ بِغَيْرِ هُدًى مِنَ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ لا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ (50)

"Maka jika mereka tidak menjawab (tantanganmu), ketahuilah bahwa sesungguhnya mereka hanyalah mengikuti hawa nafsu mereka (belaka). Dan siapakah yang lebih sesat daripada orang yang mengikuti hawa nafsunya dengan tidak mendapat petunjuk dari Allah sedikit pun".( al Qashas ; 50 )

Juga dalam firman-Nya :

أَفَرَأَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ إِلَهَهُ هَوَاهُ وَأَضَلَّهُ اللَّهُ عَلَى عِلْمٍ وَخَتَمَ عَلَى سَمْعِهِ وَقَلْبِهِ وَجَعَلَ عَلَى بَصَرِهِ غِشَاوَةً فَمَنْ يَهْدِيهِ مِنْ بَعْدِ اللَّهِ أَفَلا تَذَكَّرُونَ (23)

"Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya dan Allah membiarkannya sesat berdasarkan ilmu-Nya, dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkan­nya sesat)".( QS. Jatsiah : 23 )

Kita memohon kepada Allah Jalla wa'ala agar menjauhkan kita dari kesesatan memperturutkan hawa nafsu. Dan menjadikan kita tunduk patuh secara lahir batin terhadap syareat Allah Jalla wa 'ala. Aamiin

الفوائد من الحديث:

1- يجب على المسلم أن يعرض عمله على الكتاب والسنة، ويسعى لأن يكون موافقًا لهما.

2- يجب تخلي الإنسان عن هواه المخالف لشريعة الله.

3- من لوازم الإيمان نصرة سنة رسول الله صلى الله عليه وسلم.

4- أن الإيمان يزيد وينقص؛ كما هو مذهب أهل السنة والجماعة.

Jum'at 25 Muharram 1440 H / 05 Oktober 2018 M

📝 Muhammad Rifqi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar