Rabu, 13 November 2019

Hakikat kekayaan


Hakikat orang kaya bukanlah yang banyak harta, karena kebanyakkan dari orang-orang yang Allah beri keluasan dan
kelapangan rizqi tidaklah menjadikannya merasa puas dari apa yang telah di berikan, ia tetap tamak dan bersungguh-sungguh dalam menambah dan ia tidak perduli dari arah dan dengan cara apapun ia dapatkan ! seakan-akan ia faqir karena semangatnya dalam mencari.

Akan tetapi hakikat kekayaan adalah kekayaan hati, yaitu merasa cukup dari apa yang telah diberikan, ia ridho terhadap pembagian rizqi Allah, iapun tidak tamak untuk menambah, dan tidak pula menghinakan diri dalam mencari, maka seakan-akan ia merasa kaya.

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda :

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «لَيْسَ الْغِنَى عَنْ كَثْرَةِ الْعَرَضِ وَلَكِنَّ الْغِنَى غِنَى النَّفْسِ».رواه البخارى

Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, “ Kekayaan bukanlah banyak harta benda, akan tetapi kekayaan adalah kekayaan hati.”HR. Bukhari

Faidah

1. Kefaqiran dan kekayaan cobaan dari Allah, Allah uji hamba-hamba-Nya dalam kesyukuran dan kesabaran, sebagaimana Allah ta'ala berfirman :

إِنَّا جَعَلْنَا مَا عَلَى الْأَرْضِ زِينَةً لَهَا لِنَبْلُوَهُمْ أَيُّهُمْ أَحْسَنُ عَمَلاً [الكهف:7]

"Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang ada di bumi sebagai perhiasan untuknya, agar Kami menguji mereka, siapakah di antara mereka yang terbaik perbuatannya. (Al-Kahfi: 7)

Al Imam Qatadah rahimahullah telah meriwayatkan dari Abu Nadrah, dari Abu Sa'id, dari Ra­sulullah Shalallahu'alaihi Wasallam, beliau bersabda:

"إِنَّ الدُّنْيَا خَضِرَةٌ حُلْوَةٌ وَإِنَّ اللَّهَ مُسْتَخْلِفُكُمْ فِيهَا فَنَاظِرٌ مَاذَا تَعْمَلُونَ، فَاتَّقُوا الدُّنْيَا، وَاتَّقُوا النِّسَاءَ، فَإِنَّ أَوَّلَ فِتْنَةِ بَنِي إِسْرَائِيلَ كَانَتْ فِي النِّسَاءِ"

Sesungguhnya dunia itu manis lagi hijau, dan sesungguhnya Allah menjadikan kalian sebagai khalifah padanya; maka Dia akan melihat, apakah yang akan diperbuat oleh kalian. Karena itu, takutlah kalian terhadap dunia dan takutlah kalian terha­dap wanita, karena sesungguhnya fitnah yang mula-mula melan­da kaum Bani Israil adalah tentang wanita.

Dan Allah ta'ala berfirman dalam ayat yang lain :

 وَنَبْلُوكُم بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً} [الأنبياء:35]

"Kami akan menguji kalian dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya)". (Al-Anbiya: 35)

Artinya, Allah benar-benar akan menguji kalian —adakalanya dengan MUSIBAH dan adakalanya dengan NIKMAT— agar Kami dapat melihat siapakah yang bersyukur dan siapakah yang ingkar, siapakah yang bersabar serta siapakah yang berputus asa di antara kalian.

2. Hendaklah seorang muslim bersabar ketika dalam kesempitan rizqi; jangan ia keluh kesah, bahkan hendaknya ia ridho dengan taqdir Allah atasnya, hal itu akan membuat hatinya tenang, dan lapang dada.

3. Tidaklah tercela atas seorang muslim untuk mencari rizqi dan berusaha dengan cara-cara yang mubah, untuk memenuhi kebutuhan dan kemaslahatannya, menafkahi para tanggungannya.

Dan tidak menempuh jalan-jalan yang haram, serta tidak tamak dalam berusaha sehingga melalaikan kewajiban-kewajiban yang Allah ciptakan ia karenanya !

Walhamdulillahirobbil'alamin

DS. Telangkah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar