Minggu, 01 Desember 2019

Allah mencintai orang-orang yang berbuat baik.


Tafsîr firman Allah ta'alâ :

 والله يحب المحسنين

"Dan Allah mencintai orang-orang yang berbuat ihsan". ( QS. Ali Imrân 133-134 )



Yang di maksud al Muhsinun di dalam ayat ini : yaitu orang-orang yang muhsin dalam ibadah kepada Allah dan muhsin kepada Hamba-hamba Allah 'Azza wa Jalla,
Telah di jelaskan oleh Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam martabat Orang-orang yg ihsan dalam beribadah kepada Allah ketika Jibril ‘Alaihis salam bertanya kepada Beliau tentang ihsan, maka beliau mengatakan : “yaitu engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihatnya, maka jika engkau tidak bisa sesungguhnya Allah maha melihatmu”. HR. Muslim, dari 'Umar ibnul Kahaththab radhiallahu 'anhu.

Yakni : engkau beribadah kepada Allah 'Azza wa Jalla dengan hati yg hadhir, yang  seakan-akan engkau melihat Rabbmu, ingin sampai kepada-Nya, maka jika engkau tidak bisa melakukanya sesungguhnya Allah 'Azza wa Jalla maha melihatmu, maka martabat ihsan dalam ibadah kepada Allah adalah :

• Engkau beribadah kepada Allah 'Azza wa Jalla dalam keadaan thalaban, cinta dan rindu.

• Dan engkau beribadah kepada Allah 'Azza wa Jalla dalam keadaan harban, khaufan dan khasyyatan.


Adapun ihsan kepada Hamba-hamba Allah adalah :

Engkau bermuamalah kepda mereka dengan perkara yang paling terbaik, baik dalam ucapan-ucapan, perbuatan-perbuatan, pengorbanan serta tidak menyakiti mereka dan selain dari pada itu, hingga dalam ucapanmu hendaknya engkau bermuamalah kepada mereka dengan yang lebih baik, Allah Ta'ala berfirman :

وأذا حييتم بتحية فحيوا بأحسن منها أو ردواها 

"Apabila kamu diberi penghormatan dengan sesuatu penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik dari padanya, atau balaslah penghormatan itu (dengan yang serupa).( QS.an Nisa ; 86 )

Kebanyakan para ‘Ulama rahimahullahu ta'alâ mengatakan : apabila ada seorang muslim menyapamu : _as salamu alaikum warahmatullah,_ maka jawablah : _as salamu alaikum warahmatullah,_ ini minimalnya, jika engkau menambahkannya dengan : _wa barakaatuh,_ maka ini lebih afdhal.

Demikian pula jika ada seorang yang mengucapkan salam kepadamu dengan suara yang jelas dan terang, maka balaslah dengan yang serupa dengannya, ini minimalnya, kebanyakan dari kita atau sebagiannya, saat kita ucapkan salam kepada mereka dengan suara yang jelas dan terang, maka mereka menjawab dengn suara yang tidak dengn semisalnya, bahkan hampir-hampir saja kita tidak mendengarnya dalam menjawab salam kita, ini keliru, karena ini menyelisihi apa yang diberikan kepada anda, orang menyapa anda dengan hal yang baik lalu anda membalasnya dengan sesuatu yang tidak sesuai dengannya !? maka ini kekurangan yang mesti diperbaiki.

• Demikian pula masuk dalam arti ihsan adalah :

Ihsan dengan perbuatan, seperti engkau membantu mereka dalam urusan-urusan mereka. Setiap kali engkau membantu mereka sungguh engkau telah berbuat ihsan kepada mereka, baik mambantu mereka dengan harta benda, shodaqah, hadiah, hibah atau yang semisal dengan itu, maka ini termasuk ihsan.

• Dan juga termasuk ihsan adalah :

Apabila engkau melihat saudaramu berada atau terjatuh pada satu dosa maka hendaknya engkau menjelaskan untuknya dan melarangnya, maka sungguh ini merupakan ihsan yang paling afdhal terhadapnya, Nabi Shalallahu 'alaihi wasallam bersabda : 

انصر أخاك ظالما أو مظلوما, قالوا : يارسول الله, هذا المظلوم فكيف ننصر الظالم ؟ قال : أن تمنعه من الظلم

Tolonglah saudaramu yang mendholimi dan yang di dholimi, mereka berkata : wahai Rasulullah orang yang di dholimi ini pantas untuk di tolong maka bagaimana kita menolong orang yang mendholimi ? beliau berkata : [engkau menolongnya dengan engkau ] mencegah dia dari berbuat dholim.
Maka sesungguhnya pencegahanmu kepadanya dari berbuat dholim merupakan bentuk pertolongan dan perbuatan ihsan terhadapnya.
Baarakallahu fiikum

Maka suatu kekeliruan sebagian orang, yang ketika ia melihat saudaranya terjatuh  dalam dosa dan kesalahan [ itupun dosa dan kesalahan menurut mereka ] bukannya ia menolong saudaranya tersebut agar terlepas dari dosa dan kesalahan itu, namun malah tambah di ingatkan kesalahan-kesalahannya yang lain, sehingga pantas yang terjadi adalah kerusakan di atas kerusakan, Apakah mereka tidak hafal hadits di atas ? mereka hafal…namun hawa nafsu dan sifat hasad yang ada pada diri-diri mereka yang tidak bisa mereka kalahkan. Wallahul mustaân.


والله تعالى أعلم بالصواب


كتبه : الفقير إلى عفو ربه محمد رفقي ابن جنيدي
Ds. Telangkah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar